Sunday, May 23, 2010

SEKAR GENDING TEMBANG SUNDA

3.4. Tata Penyajian Sekar Gending pada Tembang Sunda
Kiranya karawitan Tembang Sunda/Cianjuran lebih klasik dan tradisional karena seni suara ini berasal dari lingkungan yang sangat patuh pada pakem tembang Cianjuran, meskipun penggarapnya bukan hanya berasal dari lingkungan kabupaten. Sehingga lagu-lagunya masih dapat dikatakan tidak banyak mengalami perubahan yang sangat berarti.

Pada tahun 1954 karawitan Tembang Sunda dipengaruhi lagu-lagu pengingkaran dari tujuan garapannya. Namun berkat kekuatan tradisionalnya, maka tembang Sunda dapat mempertahankan nilai-nilai dan wibawanya.
Walaupun timbul beberapa versi, seperti versi Sumedangan, Ciawian, Bandungan, tetap agak sulit diingkari sumber Tembang Sunda yang semula ada adalah Tembang Sunda Cianjuran.
(a) Instrumen yang digunakan
Instrumen/waditra yang digunakan untuk Tembang Sunda ini adalah Kacapi Parahu (yang besar disebut kacapi indung dan yang kecil disebut kacapi rincik), waditra suling. Kadang-kadang digunakan waditra rebab bila Sekar membawakan lagu berlaras Salendro.
(b) Nama-nama Sekar Gendingnya
Sekar gending dalam Tembang Sunda cianjuran dapat dikelompokan menjadi:
* Dedegungan, misalnya lagu Sinom Degung, Rumangsang, dan lain-lain
* Papantunan, misalnya lagu Mupu kembang, raja Mantri, Kaleon dan sebagainya
* Rarancagan, misalnya lagu Bayubud, satria, Setra dan lain sebagainya
* Jejemplangan, misalnya lagu jemplang titi, jemplang ceurik, Jemplang Panganten dan lain-lain.

No comments:

Post a Comment